PROFILE

SALAM

30 Oktober 2012

Jakarta Di Khayalan Ku

By : Liwaul Hamdi

Di media elektronik, media masa, dan media cetak telah banyak kita saksikan, liat, dan kita baca. Bahwa betapa banyaknya permasalahan yang terdapat di ibu kota ini. Sebut saja kemacetan, banjir, kemiskinan, lingkungan kumuh, gepeng (gelandangan dan pengemis .red), dan banyak lagi. Seolah masalah ini telah mendarah daging, dan mengakar. Masyarakatpun sepertinya sudah tidak mau lagi ambil pusing untuk memikirkan permasalahan tersebut. Karna sebagian besar masyarakat berfikir, bagaimana perut mereka terisi dan kenyang, dan tidak mengganggu orang lain.

Saya baru tiga tahun di ibu kota ini, di dalam diri saya ada sebuah harapan tentang kota yang hampir tidak pernah tidur ini. Apa lagi dengan orang-orang yang telah berpuluh tahun mendiami kota ini, pasti mengharapkan kota ini lebih maju lagi. Naluri Mahasiswa saya mulai terusik untuk memikirkan solusi mengatasi permasalahan yang sedang di hadapi kota  ini.
Banjir, berbicara masalah banjir, apa sih yang menyebabkan kota metropolitan ini bisa terkena banjir? Bahkan hampir setiap tahun ada saja sudut kota yang terendam banjir. Apa karna curah hujan yang cukup tinggi? Saya rasa tidak, karna bukit atau pegunungan di daerah jakarta bisa dibilang tidak ada. Jadi bisa dipastikan sangat jarang sekali hujan turun di jakarta.Lalu kenapa baru hujan setengah jam saja, jakarta sudah terendam air? Yup.. mungkin pemikiran anda sama dengan saya, karna ulah masyarakat jakarta sendirilah jakarta sering dilanda banjir. Pola hidup yang serba tidak teratur, salah satunya dengan buang sampah seenaknya saja tidak pada tempat yang telah disediakan. Saluran air (got.red) dibuat bukan untuk menampung sampah, tapi untuk mengaliri limbah rumah tangga, seperti sisa air cuci piring,  sisa air mencuci pakaian dll. Bisa dibayangkan lebih dari 10 juta penduduk jakarta melakukan hal yang sama setiap harinya, gimana sampah gak menumpuk di saluran dan kali-kali. Bahkan bukan air lagi yang ada di kali tersebut tetapi sudah lumpur sampah.
Seandainya saja semua penduduk kota Jakarta membuang sampah pada tempatnya, mencintai lingkungan disekitar mereka, menjaga keseimbangan ekositem alam. Insyaallah 10 tahun mendatang kali-kali di kota ini akan bersih dan bebas dari sampah. Air yang ada di kalipun akan mengalir dan ini akan menjadi satu keuntungan besar ibarat kata pepatah “ sambil menyelam minum air”, karna apa? Karana kali yang bersih bisa dimanfaatkan sebagai jalur transportasi air.
Macet, masyarakat ibu kota ini mungkin sudah sangat hafal dengan jam-jam macet di Jakarta. Kondisi ini terus berlansung dari waktu ke waktu tanpa ada langkah kongkrit dari pemerintah untuk menanggulanginya. Dari data survei telah membuktikan, 250 unit kendaraan roda empat dan 1200 kendaraan roda dua terus lahir setiap harinya di ibu kota. Sedangkan perencanaa perluasan jalan dan penambahan armada transportasai masal masih dalam wacana dari pemerintah.
Mari sama-sama kita telaah, apa sih sebenarnya yang menyebabkan macet di kota ini? Pertama, karna jumlah kendaraan yang setiap harinya selalu bertambah?, kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan transportasi masal atau angkutan umum?. Tapi dari pemikiran saya, masalah yang paling utama penyebab macet adalah karna tingkah laku dari pengendara itu sendiri. Beberapa contoh, pengendara masih belum terlalu paham dengan peraturan dan rambu-rambu lalulintas, sedangkan pengendara yang pahampun dengan sengaja melanggar rambu-rambu tersebut, pengendara juga tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan yang paling saya sorot adalah para pengguna jalan tidak sabar dalam berkendara.
Kenapa saya bilang tidak sabaran, terbukti dari banyaknya speda motor, mobil pribadi dan angkutan umum melewati jalur BUS WAY, menerobos lampu merah padahal lampu hijau belum menyala. Sering kali saya perhatikan di lampu merah, pengguna jalan selalu melewti batas garis yang telas di tetapkan, pengendara sepeda motor bukannya mengurangi laju motornya ketika lampu kuning menyala tapi justru tancap gas agar tidak terjebak di lampu merah. Di sisi lain, lampu hijau belum menyala tapi pengendara speda motor sudah memacu kendaraannya. Dengan kondisi dan sikap yang seperti ini, tak heran kalau sering terjadi kecelakaan lalulintas di jalan raya.
 Otomatis, kalau sudah terjadi kecelakaan, maka macetpun pasti terjadi. Bukti lain kalau pengemudi tidak sabar, terutama pengendara sepeda motor. Trotoar yang seharusnya menjadi hak feto pejalan kaki malah diambil alih. Maka tak jarang kita lihat kalau pejalan kaki ada yang berjalan di bahu jalan bukan di trotoar.
Solusinya, seandainya saja pengendara roda dua dan roda empat, sabar dalam berkendara, bukan cuma tau dan hafal dengan peraturan berlalulintas, tetapi juga memahami peraturan tersebut dan juga memahami keadaan lingkungan sekitar. Kalaulah pengguna jalan sabar dan paham, maka tidak lama lagi jalanan yang lancar,tertib dan nyamanpun akan sama-sama kita rasakan.
Mimpi saya tidak hanya itu, saya masih berharap Jakarta memiliki angkutan masal yang bersih, rapi, dan tertib. Masyarakatnya berpendidikan tinggi, sehingga tidak gampang dibodohi oleh pihak asing. Dan yang paling saya harapkan untuk kota ini adalah jakarta yang madani, ya madani.. dimana masyarakatnya menerapkan hukum-hukum Islam di semua bidang kehidupan.
Itu hanya mimipi saya, sebuah khayalan mahasiwa tahun akhir, silahkan anda berpendapat apa tentang khayalan saya ini.
Syukron telah membaca ^_^